Selamat datang di blog kami semoga menambah pengetahuan anda

Jumat, 15 Juli 2011

DAIICHI ACCIDENT IX

Kecelakaan PLTN di Jepang (9)
TEPCO: Roadmap Pemulihan PLTN Menuju Cold Shutdown Dalam 6 Bulan


Kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi melewati drama nuklir dengan waktu yang lama karena kebocoran radiasi ke lingkungan. Tokyo Electric Power Co (TEPCO) meluncurkan program dua-tahap untuk mengontrol unit PLTN  Fukushima Daiichi menuju cold shutdown dalam waktu 6-9 bulan. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa jika upaya berjalan sesuai rencana, jumlah radiasi tidak dapat meningkatkan.

Menurut apa yang disebut TEPCO's "Roadmap menuju Pemulihan," atau Roadmap towards Restoration,”, langkah pertama akan memastikan dosis radiasi menurun. Untuk mencapai ini, pertama operator  yang akan mencoba untuk mencegah ledakan hidrogen tambahan di dalam containment utama Daiichi 1, 2, dan 3 dengan cara menyuntikkan gas nitrogen untuk menjaga konsentrasi hidrogen dan oksigen di bawah batas mudah terbakar. Risiko ledakan hidrogen akan meningkat karena memasukkan air tawar ke dalam reaktor untuk mendinginkan teras reaktor mengakibatkan peningkatan kemungkinan terjadinya kondensasi uap. Peningkatan kondensasi uap memicu peningkatan produksi Hidrogen. Langkah pertama diperkirakan akan memakan waktu sekitar 3 bulan.

Gambar 1. PLTN BWR Mark I, seperti yang digunakan pada PLTN Fukushima Daiichi Unit 1-5. Teras reaktor (1) terdiri dari bahan bakar, moderator dan batang kendali (39) yang masuk dan keluar oleh perangkat drive batang kendali(31). Sekitar bejana tekan (8), ada containment bagian luar (19) yang ditutup oleh plug beton (2). Ketika penggantian batang bahan bakaratau refueling, crane (26) akan pindah bahan bakar ke kolam air (3). Uap dari dry-well (11) dapat bergerak menuju wet-well (24) melalui nozel jet (14) dan terkondensasi di ruang wet-well (18). Bahan bakar bekas pakai (27) tersimpan dalam kolam khusus untuk bahan bakar bekas (5).
Langkah kedua, dalam rentang waktu 3-6 bulan, mensyaratkan kepastian pengendalian emisi radioaktif di bawah kendali dan penurunan dosis radiasi. TEPCO mengatakan akan berusaha untuk mencegah pelepasan air yang terkontaminasi dengan tingkat radiasi tinggi ke luar batas PLTN. Satu masalah TEPCO yg dihadapi sekarang ini adalah injeksi air tawar pendinginan sementara untuk PLTN Daiichi 2 terkontaminasi air dari gedung turbin. Air dalam gedung turbin mengandung radiasi tinggi dan diyakini berasal dari kebocoran air wet-well. Kemungkinan air pendingin sementara ini bisa bocor luar harus diantisikasi segera oleh TEPCO dengan cara menampung air yang keluar dan memasang fasilitas pemroses air yang terkontaminasi untuk mengurangi radioaktivitas.

Denis Flory, IAEA Direktur Jenderal wakil dan kepala departemen badan untuk keselamatan nuklir dan keamanan, pada hari Selasa mengatakan pada konferensi pers bahwa "jika roadmap ini dijalankan sesuai dengan perkiraan, jumlah emisi radioaktif akan menurun dan jumlah total tidak akan jauh berbeda dari apa yang sekarang ini terukur" (emisi radiasi kondisi sekarang sudah sangat rendah)

Meskipun emisi radiasi sudah sangat rendah, status PLTN Daiichi masih tetap "sangat serius," kata IAEA, meskipun ada tanda-tanda pemulihan dalam beberapa fungsi, seperti tenaga listrik dan peralatan instrumentasi. Robot juga digunakan untuk melakukan inspeksi Unit 1, 2, dan 3 pada tanggal 17 dan 18 April untuk mengukur radiasi dalam gedung dan melihat secara visual jumlah kebocoran air dalam unit-2 dan peralatan lain pada unit 1, 2, 3 dan 4..

Pada hari Selasa 19 April, pekerja menyelesaikan upaya untuk memperkuat sistem tenaga listrik pada Unit 1,  2,  3 dan 4. Asap putih terus keluar dari Unit 2, 3, serta Unit 4 (sebuah perkembangan baru yang dimulai pada tanggal 16 April), namun. injeksi air tawar terus dilakukan pada Unit 1, 2 dan 3, dan pada Unit 4. TEPCO telah menyemprotkan air ke kolam bahan bakar menggunakan pompa tambahan.

Suntikan Nitrogen juga terus dilakukan pada Unit 1. TEPCO melaporkan bahwa sementara ini tekanan dalam bejana containment unit telah stabil, tapi tekanan dalam bejana tekan reaktor masih tinggi.

Hari ini (20 April), suhu di
feedwater nozzle dalam bejana tekan:
Unit 1: 1644°C
Unit 2, 133°C
Unit 3, 110°C

Sumber: POWERnews, TEPCO, IAEA



Sumber : Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Gd. 80 Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar